Monday, May 12, 2014

12 Mei: A Note for Grieving Mothers

Mungkin hampir semua tau tanggal itu. Tapi untuk mahasiswa dan alumni Trisakti khususnya, tanggal 12 Mei itu bukan hanya sekedar tanggal. Walaupun udah lulus bertahun-tahun dan udah ada di perantauan, semangat untuk menuntaskan 12 Mei tetap ada.

Setiap tahun, di tanggal 12 Mei, mahasiswa Trisakti turun untuk demo ke Senayan. Dari awalnya menuntut keadilan, hingga akhirnya itu hanya rutinitas memperingati hari Reformasi.

Diawal kuliah, senior Trisakti memutarkan video yang memperlihatkan betapa sedihnya keluarga korban. Semua ibu korban pun terus memohon kepada mahasiswa Trisakti untuk menuntut keadilan, untuk terus mencari siapa yang salah, atau sekedar mencari closure. Ibu mana yang rela mengetahui anaknya dibunuh oleh aparat negaranya sendiri (atau siapapun yang saat itu memakai seragam aparat negara). Semangat untuk mencari jawaban pun hadir di tiap jiwa mahasiswa Trisakti. Rasanya pengen banget melakukan sesuatu untuk mereka, apa aja

Tapi kita juga tidak bisa menutup kenyataan, bahwa seiring berjalannya waktu, semua bukti entah lenyap kemana dan saksi pun tidak berani muncul. Sedih rasanya melihat kenyataan yang ada. Sedih, mengetahui tidak bisa memberikan closure ke keluarga korban. Sedih, mengetahui pemerintah tidak peduli dengan rakyatnya.

Sayang Bu, saya belum bisa melakukan apa-apa. Maaf Bu, saya dan para senior Trisakti tidak punya power sekuat itu untuk menyeret orang-orang yang tidak bertanggung jawab. Hanya do'a yang bisa kami panjatkan, dan menyerahkan semuanya ke yang Maha Adil. Kami yakin pasti ada balasan yang setimpal untuk mereka.

Semoga Ibu sekeluarga diberikan keikhlasan dan ketenangan ya. Percayalah Bu, kami tidak akan lupa kejadian itu. 12 Mei tetap di hati.


16 Tahun Reformasi: 12 Mei 1998 - 12 Mei 2014